Translate

Jumat, 18 Oktober 2013

Budidaya bebek pedaging 45hari panen


Setelah persiapan budidaya bebek pedaging dirasa cukup, tahap selanjutnya adalah tahap pemeliharaan. Untuk bebek pedaging kita gunakan bebek berkelamin jantan, karena lebih murah dan lebih cepat perkembangannya dibanding bebek betina. Untuk lebih memudahkan pemahaman, cara budidaya bebek pedaging ini akan saya bagi menjadi 3 bahasan : penanganan DOD setelah tiba dikandang, pemeliharaan awal dan pemeliharaan sampai masa panen.

1. Penanganan DOD setelah tiba di kandang

Setelah bibit bebek tiba di kandang, segera masukkan ke dalam kandang boks atau kandang beralas sekam padi yang dibatasi seng. Anak bebek akan terdengar gaduh, ini pertanda bebek sedang menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Bahkan mungkin bebek mengalami stress akibat pengaruh pengangkuan dari tempat asal ke kandang kita. Anak bebek tidak langsung diberi makan, beri minum larutan gula merah atau obat unggas anti stress. Air minum diletakkan didasar kandang dan diberi kerikil atau kelereng agar anak bebek tidak basah. Setelah tenang baru diberi makan jenis starter. Basahi pakan dengan menyemprotkan air agar mudah ditelan anak bebek.

2. Pemeliharaan awal
Anak bebek masih berada dalam kandang boks, atau kandang tanah beralas sekam. Pada masa ini tikus adalah musuh utama bagi anak bebek, usahakan jangan sampai kandang dimasuki tikus. Pada awal pemeliharaan anak bebek diberi makan starter 3 x sehari. 1 sak (50 kg) pakan starter bisa diberikan untuk 200 ekor anak bebek selama 9-11 hari.

3. Pemeliharaan sampai masa panen
Anak-anak bebek sudah bisa dipindahkan ke kandang koloni. Ancaman hama tikus sudah bekurang, namun masih perlu diwaspadai. Pada masa ini pakan yang diberikan adalah campuran antara konsentrat, bekatul dan nasi bekas kering dengan perbandingan 1 konsentrat : 5 bekatul dan nasi bekas kering. 5 bagian bekatul dan nasi bekas kering bisa terdiri dari 3 bekatul : 2 nasi bekas kering atau sebaliknya, tergantung kondisi. Harga bekatul dan nasi bekas berfluktuasi, pada saat musim panen biasanya harga bekatul turun. Nasi bekas pun demikian, biasanya harga turun saat musim liburan. Jadi pandai pandailah mensiasati keadaan. Walaupun konsentrat bebek harganya juga cenderung berfluktuasi tidak menjadi masalah, karena kebutuhan konsentrat dalam porsi yang tidak terlalu banyak dibandingkan dengan bekatul dan nasi bekas kering. Walaupun begitu penberian konsentrat sebagai sumber protein masih bisa dikurangi/diganti jika ada sumber lain, misalnya kepala udang, limbah usaha penetasan dan lain-lain.

Berikan waktu sehari untuk bebek beradatasi dengan perubahan pakan. Caranya dengan mencampur pakan lama dengan pakan baru, dalam hal ini pakan lama adalah starter, pakan baru adalah campuran konsentrat, bekatul dan nasi bekas.

Rendam terlebih dahulu nasi bekas kering/jagung giling dengan air hingga lunak. Aduk campuran bekatul dan konsentrat hingga rata, masukkan nasi bekas yang sudah direndam, tambahkan air panas lalu aduk sampai rata. Pemberian air panas pada adonan pakan berpengaruh baik pada selera makan dan lebih mudah dicerna oleh bebek.

Pakan diberikan 2-3 kali sehari. Perhatikan wadah pakan, jika kosong berarti jatah pakan harus ditambah. Sebaiknya dalam setiap periode pemberian pakan masih tersisa sedikit pakan di wadah. Ini menandakan anak bebek cukup makannya.

Berikan pakan dalam beberapa wadah, sehingga 3/4 jumlah bebek dalam satu kandang bisa makan secara bersamaan. Kekurangan wadah mengakibatkan bebek berebut makan hingga banyak pakan yang tercecer. Selain itu ada beberapa bebek yang kalah bersaing berebut pakan hingga mengalami pertumbuhan yang lambat.

Setelah bebek berumur 45, bebek sudah bisa dipanen.
Selamat beternak bebek pedaging.
untuk info selanjutnya bs hub. 081328844848.

Rabu, 16 Oktober 2013

PANDUAN BUDIDAYA SEMANGKA


I. PENDAHULUAN  
Tingkat dan kualitas produksi semangka di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah yang keras, miskin unsur hara dan hormon, pemupukan yang tidak berimbang, serangan hama dan penyakit tanaman, pengaruh cuaca /iklim, serta teknis budidaya petani. PT. Natural Nusantara berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan (Aspek K-3).  

II. SYARAT PERTUMBUHAN 
Iklim
Curah hujan ideal 40-50 mm/bulan. Seluruh areal pertanaman perlu sinar matahari sejak terbit sampai tenggelam. Suhu optimal ± 250 C. Semangka cocok ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl. 
Media Tanam
Kondisi tanah cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah kebun/persawahan yang telah dikeringkan. Cocok pada jenis tanah geluh berpasir. Keasaman tanah (pH) 6 - 6,7.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

A. Pembibitan

Penyiapan Media Semai
  • Siapkan Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur dengan 25-50 kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Diamkan + 1 minggu di tempat teduh dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik).
  • Campurkan tanah halus (telah diayak) 2 bagian atau 2 ember (volume 10 lt), pupuk kandang matang yang telah diayak halus sebanyak 1 bagian atau 1 ember, TSP (± 50 gr) yang dilarutkan dalam 2 tutup POC NASA, dan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang (1-3 kg) .Masukkan media semai ke dalam polybag kecil 8x10 cm sampai terisi hingga 90%.
Teknik Perkecambahan Benih
Benih dimasukkan ke dalam kain lalu diikat, kemudian direndam dalam ramuan : 1 liter air hangat suhu 20-250C + 1 sendok POC NASA (direndam 8-12 jam). Benih dalam ikatan diambil, dibungkus koran kemudian diperam 1-2 hari. Jika ada yang berkecambah diambil untuk disemaikan dan jika kering tambah air dan dibungkus kain kemudian dimasukkan koran lagi. 

Semai Benih dan Pemeliharaan Bibit
  • Media semai disiram air bersih secukupnya. Benih terpilih yang calon akarnya sudah sepanjang 2-3 mm, langsung disemai dalam polybag sedalam 1-1,5 cm.
  • Kantong persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar matahari penuh. Diberi perlindungan plastik transparan, salah satu ujung/pinggirnya terbuka.
  • Semprotkan POC NASA untuk memacu perkembangan bibit, dilakukan rutin setiap 3 - 4 hari sekali. Penyiraman 1-2 kali sehari. Pada umur 12-14 hari bibit siap ditanam.
B. Pengolahan Media Tanam

Pembukaan Lahan
Pembajakan sedalam + 30 cm, dihaluskan dan diratakan. Bersihkan lahan dari sisa-sisa perakaran dan batu. 

Pembentukan Bedengan
Lebar bedengan 6-8 m, tinggi bedengan minimum 20 cm.3.2.3. PengapuranPenggunaan kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit , pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg. 

Pemupukan Dasar
  1. Pupuk kandang 600 kg/ha, diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam.
  2. Pupuk anorganik berupa TSP (200 kg/ha), ZA (140 kg/ha) dan KCl (130 kg/ha).
  3. Siramkan POC NASA yang telah dicampur air secukupnya diatas bedengan dengan dosis + 1-2 botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika POC NASA digantikan SUPER NASA, dosis 1-2 botol/1000 m2 dengan cara :

  • Alternatif 1 : 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
  • Alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPERNASA untuk menyiram + 10 meter bedengan.
Lain-lain
Bedengan perlu disiangi, disiram dan diberi plastik mulsa dengan lebar 110-150 cm agar menghambat penguapan air dan tumbuhnya tanaman liar. Di atas mulsa dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm untuk perambatan semangka dan peletakan buah. 

IV. Teknik Penanaman

Pembuatan Lubang Tanaman
Dilakukan Satu minggu sebelum penanaman dengan kedalaman 8-10 cm. Berjarak 20-30 cm dari tepi bedengan dengan jarak antara lubang sekitar 90-100 cm.

Waktu Penanaman
Penanaman sebaiknya pagi atau sore hari kemudian bibit disiram hingga cukup basah. 

V. Pemeliharaan Tanaman

Penyulaman
Sebaiknya dilakukan 3 - 5 hari setelah tanam.

Penyiangan
Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah saja, dengan pengaturan cabang primer yang cenderung banyak. Dipelihara 2-3 cabang tanpa memotong ranting sekunder. Perlu penyiangan pada ranting yang tidak berguna, ujung cabang sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun. Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buah dipotong karena mengganggu pertumbuhan buah.

Perempelan
Dilakukan perempelan tunas-tunas muda yang tidak berguna karena mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah semangka yang sedang berkembang. 

Pengairan dan Penyiraman
Pengairan melalui saluran diantara bedengan atau digembor dengan interval 4-6 hari. Volume pengairan tidak boleh berlebihan.

Pemupukan
 Tabel pemupukan pada budidaya tanaman semangka didukung pupuk organik Nasa



Waktu Penyemprotan HORMONIK
Semprotkan HORMONIK sejenis ZPT/hormon alami. Dosis HORMONIK : 1-2 cc/lt air atau 1-2 tutup HORMONIK + 3-4 tutup POC NASA setiap tangki semprot. Penyemprotan pada umur 21 - 70 hari, interval 7 hari sekali.3.4.7.

Pemeliharaan Lain
Pilih buah yang cukup besar, terletak antara 1,0-1,5 m dari perakaran tanaman, bentuk baik dan tidak cacat. Setiap tanaman diperlukan calon buah 1-2 buah, sisanya di pangkas. Semenjak calon buah ± 2 kg sering dibalik guna menghindari warna yang kurang baik akibat ketidakmerataan terkena sinar matahari. 

VI. Hama dan Penyakit 
Hama 
a. Thrips
Berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai sungut badan beruas-ruas. Cara penularan secara mengembara dimalam hari, menetap dan berkembang biak. Pengendalian: semprotkan Natural BVR atau Pestona. 
b. Ulat Perusak Daun
Berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning, gejala : daun dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari jauh seperti berlubang. Pengendalian: dilakukan penyemprotan Natural Vitura atau Pestona. 
c. Tungau
 Binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan berukuran kecil mengisap cairan tanaman. Tandanya, tampak jaring-jaring sarang binatang ini di bawah permukaan daun, warna dedaunan akan pucat. Pengendalian: semprot Natural BVR atau Pestona. 
d. Ulat Tanah
Berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang tubuh 2-5 cm, aktif merusak dan bergerak pada malam hari. Menyerang daun, terutama tunas-tunas muda, ulat dewasa memangsa pangkal tanaman.
Pengendalian:
(1) penanaman secara serempak pada daerah yang berdekatan untuk memutus siklus hidup hama dan pemberantasan sarang ngengat disekitarnya;
(2) pengendalian dengan penyemprotan Natural Vitura/Virexi atau Pestona. 

e. Lalat Buah
 Ciri-ciri mempunyai sayap yang transparan berwarna kuning dengan bercak-bercak dan mempunyai belalai. Tanda-tanda serangan : terdapat bekas luka pada kulit buah (seperti tusukan belalai), daging buah beraroma sedikit masam dan terlihat memar. Pengendalian : membersihkan lingkungan, tanah bekas hama dibalikan dengan dibajak/dicangkul, pemasangan perangkap lalat buah dan semprot Pestona.

Penyakit 

a. Layu Fusarium
 Penyebab:
lingkungan/situasi yang memungkinkan tumbuh jamur (hawa yang terlalu lembab).
Gejala:
timbul kebusukan pada tanaman yang tadinya lebat dan subur.
Pengendalian:
(1) dengan pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan, menanam pada areal baru yang belum ditanami,
(2) pemberian Natural GLIO sebelum atau pada saat tanam. 

b. Bercak Daun
 Penyebab:
spora bibit penyakit terbawa angin dari tanaman lain yang terserang.
Gejala:
permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya menjadi coklat akhirnya mengering dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu.
Pengendalian:
seperti pada penyakit layu fusarium. 

c. Antraknosa
 Penyebab:
seperti penyakit layu fusarium.
Gejala:
daun terlihat bercak-bercak coklat yang akhirnya berubah warna kemerahan dan akhirnya daun mati. Bila menyerang buah, tampak bulatan berwarna merah jambu yang lama kelamaan semakin meluas.
Pengendalian:
seperti pengendalian penyakit layu fusarium. 

d. Busuk Semai
Menyerang pada benih yang sedang disemaikan.
Gejala:
batang bibit berwarna coklat, merambat dan rebah kemudian mati.
Pengendalian:
pemberian Natural GLIO sebelum penyemaian di media semai. 

e. Busuk Buah
Penyebab:
jamur/bakteri patogen yang menginfeksi buah menjelang masak dan aktif setelah buah mulai dipetik.
Pengendalian:
hindari dan cegah terjadinya kerusakan kulit buah, baik selama pengangkutan maupun penyimpanan, pemetikan buah dilakukan pada waktu siang hari tidak berawan/hujan. 

f. Karat Daun
Penyebab:
virus yang terbawa oleh hama tanaman yang berkembang pada daun tanaman.
Gejala:
daun melepuh, belang-belang, cenderung berubah bentuk, tanaman kerdil dan timbul rekahan membujur pada batang.
Pengendalian:
sama seperti penyakit layu fusarium.  

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia. Agar penyemprotan pestisida kimia dapat merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis + 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki. 

 VII. Umur Panen
Umur panen setelah 70-100 hari setelah penanaman.
Ciri-cirinya: terjadi perubahan warna buah, dan batang buah mulai mengecil maka buah tersebut bisa dipetik (dipanen).
Cara Panen
Pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah sehingga buah dalam kondisi kering permukaan kulitnya, dan tahan selama dalam penyimpananan ataupun ditangan para pengecer. Sebaiknya pemotongan buah semangka dilakukan beserta tangkainya.

 
Power Nutrition pupuk khusus pembuahan.
Untuk meningkatkan produksi buah, telah hadir sebuah formula unggul khusus untuk pembuahan, yaitu POWER NUTRITION. Pupuk organik POWER NUTRITION ini diformulasikan secara khusus untuk meningkatkan hasil pembuahan, baik secara kualitas, kuantitas, maupun peningkatan kelestarian lingkungannya.   
POWER NUTRITION meningkatkan produktivitas buah, dengan memperbanyak buah dan membantu pembuahan di luar musim (faktor air cukup, iklim tidak ekstrim, hama penyakit normal). 
POWER NUTRITION membantu mengurangi kerontokan bunga/buah dan membantu meningkatkan kualitas buah (rasa, aroma, dan warna) serta meningkatkan keawetan buah dari kerusakan setelah panen.  

POWER NUTRITION mengurangi kebutuhan pupuk makro (N, P dan K) hingga + 75% - 90%, sekaligus memperbaiki kerusakan tanah secara bertahap, meningkatkan kesuburan tanah dan membantu perkembangan mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanaman.  

CARA PENGGUNAAN
  1. Larutkan pupuk dalam air secukupnya. 
  2. Siramkan ke sekeliling batang tanaman. 
  3. Pemupukan dilakukan 2 - 4 bulan sekali. 
  4. Pada musim kemarau pohon disiram air 2 - 4 kali (interval 1 minggu sekali) semenjak satu minggu setelah aplikasi Power Nutrition. 
  5. Pupuk makro (N, P dan K) dapat dikurangi 75% - 90%. 
Saat ini PT. Natural Nusantara telah mengeluarkan 2 produk unggulan baru sebagai penyempurnaan produk sebelumnya, yaitu Pupuk Organik Serbuk Greenstar dan Supernasa Granule Modern. 
Pupuk Organik Serbuk Greenstar dikemas dengan sangat praktis dan ekonomis. Serta dalam produk Greenstar tersebut sudah terkandung unsur yang ada pada produk POC NASA dan HORMONIK. Dan pupuk organik Supernasa Granule Modern juga dikemas dalam bentuk granule yang mantap sehingga lebih praktis dalam aplikasinya serta harganya lebih ekonomis.

Untuk info produk dan konsul bs hub. 081328844848

Senin, 14 Oktober 2013

PANDUAN BUDIDAYA PADI



Produksi gabah padi di Indonesia rata-rata 4 - 5 ton/ha. Info selanjutnya berupaya membantu tercapainya ketahanan pangan nasional melalui peningkatan produksi padi berdasarkan asas kuantitas, kualitas dan kelestarian (K-3).

SYARAT TUMBUH
Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 mdpl dengan temperatur 19 - 270 C, memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan. Padi menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm dan pH tanah 4 - 7.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

A.Benih
Dengan jarak tanam 25 x 25 cm per 1000 m2 sawah membutuhkan 1,5-3 kg. Jumlah ideal benih yang disebarkan sekitar 50-60 gr/m2. Perbandingan luas tanah untuk pembenihan dengan lahan tanam adalah 3 : 100, atau 1000 m2 sawah : 3,5 m2 pembibitan.  

B.Perendaman Benih
Benih direndam POC NASA dan air, dosis 2 cc/lt air selama 6-12 jam. tiriskan dan masukkan karung goni, benih padi yang mengambang dibuang. Selanjutnya diperam menggunakan daun pisang atau dipendam di dalam tanah selama 1 - 2 malam hingga benih berkecambah serentak.

C.Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Persemaian diairi dengan berangsur sampai setinggi 3 - 5 cm. Setelah bibit berumur 7-10 hari dan 14-18 hari, dilakukan penyemprotan POC NASA dengan dosis 2 tutup/tangki.  

D. Pemindahan benih
Bibit yang siap dipindahtanamkan ke sawah berumur 21-40 hari, berdaun 5-7 helai, batang bawah besar dan kuat, pertumbuhan seragam, tidak terserang hama dan penyakit.  

F. Pemupukan
Pemupukan seperti pada tabel berikut, dosis pupuk sesuai dengan hasil panen yang diinginkan. Semua pupuk makro dicampur dan disebarkan merata ke lahan sesuai dosis. Khusus penggunaan Hormonik bisa dicampurkan dengan POC NASA kemudian disemprotkan ( 3-4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK/tangki ). Hasil akan bervariasi tergantung jenis varietas, kondisi dan jenis tanah, serangan hama dan penyakit serta.  

TABEL PENGGUNAAN POC NASA DAN SUPERNASA


 Catatan : Dosis produksi padi 1,2 – 1,7 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen  

  
Catatan : Dosis produksi padi 0,8 – 1,1 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen


Catatan : Dosis produksi padi 0,8 – 1,1 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen  

Cara Penggunaan SUPERNASA & POC NASA :
  • Pemberian SUPERNASA dengan cara dilarutkan dalam air secukupnya kemudian disiramkan ( hanya disiramkan).
  • Jika dengan POC NASA dicampur air secukupnya bisa disiramkan atau disemprotkan.
  • Khusus SP-36 bisa dilarutkan SUPERNASA atau POC NASA, sedang pupuk makro lainnya disebar secara merata.
G. PENGOLAHAN LAHAN RINGAN
Dilakukan pada umur 20 HST, bertujuan untuk sirkulasi udara dalam tanah, yaitu membuang gas beracun dan menyerap oksigen.

H.PENYIANGAN
Penyiangan rumput-rumput liar seperti jajagoan, sunduk gangsir, teki dan eceng gondok dilakukan 3 kali umur 4 minggu, 35 dan 55.

I. PENGAIRAN Penggenangan air dilakukan pada fase awal pertumbuhan, pembentukan anakan, pembungaan dan masa bunting. Sedangkan pengeringan hanya dilakukan pada fase sebelum bunting bertujuan menghentikan pembentukan anakan dan fase pemasakan biji untuk menyeragamkan dan mempercepat pemasakan biji.

  J. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
  • Hama putih (Nymphula depunctalis). Gejala : menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi. Pengendalian: (1) pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun; (2) menggunakan BVR atau Pestona.
  • Padi Thrips (Thrips oryzae)Gejala: daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi. Pengendalian: BVR atau Pestona.
  • Wereng penyerang batang padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera) dan Wereng penyerang daun padi: wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep). Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus. Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR- 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemprotan BVR  .
  • Walang sangit (Leptocoriza acuta)Menyerang buah padi yang masak susu. Gejala buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam. Pengendalian: (1) bertanam serempak, peningkatankebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba; (2) penyemprotan BVR atau PESTONA.
  • Kepik hijau (Nezara viridula)Menyerang batang dan buah padi. Gejala: pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu. Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya,  penyemprotan BVR atau PESTONA.
  • Penggerek batang padi terdiri atas: penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens). Menyerang batang dan pelepah daun. Gejala: pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama "sundep" dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut "beluk". Pengendalian: (1) menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami; (2) menggunakan BVR atau PESTONA.
  • Hama tikus (Rattus argentiventer)Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah. Gejala: adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman. Pengendalian: pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu.
  • BurungMenyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan. Pengendalian: mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
  • Penyakit Bercak daun coklatPenyebab: jamur Helmintosporium oryzae. Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati. Pengendalian: (1) merendam benih di air hangat + POC NASA, pemupukan berimbang, tanam padi tahan penyakit ini.
  • Penyakit BlastPenyebab: jamur Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk. Pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa. Pengendalian: (1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir; (2) pemberian GLIO di awal tanam.
  • Busuk pelepah daunPenyebab: jamur Rhizoctonia sp. Gejala: menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk anakan. Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun. Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit (2) pemberian GLIO pada saat pembentukan anakan.
  • Penyakit FusariumPenyebab: jamur Fusarium moniliforme. Gejala: menyerang malai dan biji muda menjadi kecoklatan, daun terkulai, akar membusuk. Pengendalian: merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih + POC NASA dan disebari GLIO di lahan.
  • Penyakit kresek/hawar daunPenyebab: bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae) Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati. Pengendalian: (1) menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan; (2) pengendalian diawal dengan GLIO.
  • Penyakit kerdilPenyebab: virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil. Pengendalian: sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada mengendalikan vector dengan BVR atau PESTONA.
  • Penyakit tungroPenyebab: virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi. Pengendalian: menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42 dan mengendalikan vektor virus dengan BVR.
K. PANEN DAN PASCA PANEN
  • Panen dilakukan jika butir gabah 80 % menguning dan tangkainya menunduk.
  • Alat yang digunakan ketam atau sabit.
  • Setelah panen segera dirontokkan malainya dengan perontok mesin atau tenaga manusia.
  • Usahakan kehilangan hasil panen seminimal mungkin.
  • Setelah dirontokkan diayaki (Jawa : ditapeni) dilakukan pengeringan dengan sinar matahari 2-3 hari.Setelah kering lalu digiling yaitu pemisahan gabah dari kulit bijinya.
  • Beras siap dikonsumsi.
Saat ini telah keluar 2 produk unggulan baru sebagai penyempurnaan produk sebelumnya, yaitu Pupuk Organik Serbuk Greenstar dan Supernasa Granule Modern.  
Pupuk Organik Serbuk Greenstar dikemas dengan sangat praktis dan ekonomis. Serta dalam produk Greenstar tersebut sudah terkandung unsur yang ada pada produk POC NASA dan HORMONIK. Dan pupuk organik Supernasa Granule Modern juga dikemas dalam bentuk granule yang mantap sehingga lebih praktis dalam aplikasinya serta harganya lebih ekonomis.

Lihat dan silahkan dibuktikan untuk mengetahui bagaimana keunggulan produk baru ini. Pelajari produk Greenstar dan Supernasa Granule Modern di album halaman. 
Pemesanan Produk bs hub 081328844848, trimakasih.